Apa saja jenis coping mechanism itu ? Apakah kegiatan yang kurang sehat tetap boleh dilakukan sebagai coping mechanism?
Apa itu coping mechanism?
Hal ini berkaitan erat dengan reaksi stres yang normal terjadi dan bisa dialami oleh siapapun. Kita semua tahu bahwa dalam hidup pasti ada tuntutan, tanggung jawab, dan berbagai perubahan kondisi maupuan keadaan yang bersifat dinamis. Beragam, cara dilakukan agar kita bisa beradaptasi dengan segala perubahan dan survive dalam menjalani hidup.
Upaya tersebut dalam istilah psikologis dikenal sebagai coping mechanism. Coping mechanism ini merupakan proses di mana kita secara sadar mengerahkan energi dan melakukan upaya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mengelola emosi dan kesejahteraan mental kita
Jenis-jenis coping mechanism
Terdapat dua jenis strategi untuk menangani stres menurut Lazarus dan Susan Folkman (1984), di antaranya:
Emotion Focused Coping
Tujuan dari coping mechanism jenis ini untuk mengurangi intensitas emosi negatif yang berkaitan dengan stres. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan membuat diri merasa nyaman tanpa mengatasi sumber itu sendiri. Beberapa contohnya, seperti curhat, berdoa, olahraga, liburan, dan lain sebagainya.
Strategi emotion focused coping ini akan cocok diterapkan jika sumber stres sudah berlalu atau tak bisa diperbaiki lagi. Jika dilakukan di saat sumber stres masih berjalan, mungkin strategi ini bisa dilakukan untuk meredam emosi agar kita bisa kembali berpikir objektif.
Problem Focused Coping
Jika sebelumnya berfokus pada emosi yang ada dalam diri, problem focused coping bertujuan untuk mengurangi stres dengan cara menangani atau mengatasi sumber stresi itu sendiri. Berbagai cara yang digunakan cenderung melibatkan langsung diri kita untuk masuk ke dalam masalah, seperti mengumpulkan informasi, menganalisa masalah, bekerja lebih giat, meminta saran atau bantuan, dan lain sebagainya. Berkebalikan juga dengan sebelumnya, problem focused coping ini kurang tepat jika diterapkan ketika sumber stres sudah di luar kendali kita. Sekuat apapun usaha kita, keadaan pun tak akan berubah.
Mekanisme coping ternyata enggak hanya berfokus pada upaya menghadapi stres dengan cara mengelola emosi saja. Tapi, melakukan beragam cara untuk terjun langsung menyelesaikan masalah atau sumber stres demi menghadapi stres itu sendiri juga termasuk coping mechanism.
Coping mechanism yang tak sehat
Meski terdengar tepat untuk dilakukan, apakah segala bentuk coping mechanism bisa dibenarkan, bahkan yang tak sehat sekalipun? Jelas tidak. Pada dasarnya, strategi coping memang memiliki tujuan adaptif untuk mengurangi dan mengatasi stres. Tetapi, pada kenyataannya beberapa strategi ini dapat menjadi maladaptif atau tak sehat dan tak efektif.
perilaku maladaptif ini merupakan perilaku yang menghambat kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang dihadapi. Jenis perilaku ini memang kerap diandalkan dan dipercaya mampu mengurangi kecemasan seseorang. Nyatanya, perilaku tersebut justru bisa menjadi bumerang, sehingga strategi pun menjadi disfungsional dan tidak produktif.
Misalnya ada kesalahpahaman dengan pasangan, bukannya dikomunikasikan dan dicarikan solusinya bersama, tapi memilih terus menghindar dan menenggelamkan diri dengan makanan/minuman (escape & unhealthy self-soothing). Akibatnya hubungan semakin renggang dan tidak nyaman
Maka dari itu, jika mengalami masalah dan stres berkepanjangan, tak ada salahnya untuk mencari pertolongan ke tenaga profesional, seperti psikolog atau konselor. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan alternatif solusi yang sesuai. Tentu melalui proses mulai dari diberi pehamanan, beragam pilihan strategi, hingga dukungan yang dibutuhkan untuk menyikapi masalah kamu.
Jadi, lakukan coping mechanism yang tepat dan sehat, serta jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika merasa kesulitan menghadapi stres, ya!